Malaysia baru-baru ini mengumumkan penerapan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) untuk pembayaran, menjadi negara pertama di luar Indonesia yang melakukannya. Langkah ini merupakan bagian dari dorongan pemerintah menuju masyarakat tanpa uang tunai, dan diharapkan dapat meningkatkan kenyamanan dan keamanan bagi konsumen dan bisnis. Ayo mampir ke Okeplay777 ,tempat judi terpecaya, terseru tergacor serta dengan tingkat kemenangan yang sangat tinggi.
QRIS adalah sistem kode QR universal yang memungkinkan pembayaran dilakukan menggunakan satu kode QR, terlepas dari penyedia layanan pembayaran atau bank konsumen. Dikembangkan oleh Bank Indonesia pada tahun 2019, dan telah diadopsi oleh berbagai penyedia layanan pembayaran dan bank di Indonesia.
Pengadopsian QRIS di Malaysia diumumkan oleh bank sentral, Bank Negara Malaysia, pada 28 April 2023. Dalam sebuah pernyataan, bank tersebut mengatakan bahwa langkah tersebut merupakan bagian dari upayanya untuk mempromosikan interoperabilitas dan meningkatkan efisiensi sistem pembayaran negara tersebut.
“QRIS akan membantu mengurangi fragmentasi sistem pembayaran dengan mempromosikan interoperabilitas, dan akan memberikan konsumen dan bisnis pengalaman pembayaran yang lebih sederhana dan nyaman,” kata bank tersebut.
Adopsi QRIS di Malaysia diharapkan dapat menguntungkan konsumen dengan memberikan pilihan pembayaran yang lebih luas, sekaligus mengurangi biaya dan waktu yang diperlukan untuk melakukan pembayaran. Untuk bisnis, sistem ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan mengurangi risiko penipuan dan kesalahan, serta memberi mereka akses ke pelanggan yang lebih luas.
Menurut Bank Negara Malaysia, penerapan QRIS diharapkan dapat membantu mempercepat langkah negara menuju masyarakat tanpa uang tunai. Bank telah mempromosikan penggunaan pembayaran elektronik di dalam negeri melalui berbagai inisiatif, seperti pengenalan Platform Pembayaran Ritel Real-Time (RPP) dan penerapan Kerangka Transfer Kredit Interoperable (ICTF).
Gerakan menuju masyarakat tanpa uang tunai bukanlah hal yang unik di Malaysia, dengan banyak negara di dunia juga melakukan upaya serupa. Di Cina, misalnya, penggunaan pembayaran seluler telah meluas, dengan banyak konsumen kini menggunakan ponsel cerdas mereka untuk membayar semuanya, mulai dari bahan makanan hingga sewa.
Di Asia Tenggara, Singapura telah menjadi yang terdepan dalam gerakan menuju masyarakat tanpa uang tunai, dengan pemerintah meluncurkan Singapore Quick Response Code (SGQR) pada tahun 2018. Sistem ini memungkinkan konsumen melakukan pembayaran menggunakan satu kode QR, dan sejak saat itu telah diadopsi oleh berbagai penyedia layanan pembayaran dan pedagang di tanah air.
Adopsi QRIS di Malaysia diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian negara, karena dapat meningkatkan efisiensi dan keamanan sistem pembayaran. Hal ini, pada gilirannya, diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan dan belanja konsumen, serta memfasilitasi pertumbuhan bisnis, terutama usaha kecil dan menengah (UKM).
Namun, langkah menuju masyarakat tanpa uang tunai bukannya tanpa tantangan. Salah satu kekhawatiran terbesar adalah masalah keamanan dunia maya, karena pembayaran elektronik rentan terhadap peretasan dan penipuan. Hal ini menyebabkan seruan untuk meningkatkan investasi dalam langkah-langkah keamanan siber, serta kesadaran yang lebih besar di kalangan konsumen dan bisnis tentang risiko yang terlibat.
Tantangan lain adalah masalah inklusi keuangan, karena tidak semua anggota masyarakat memiliki akses ke teknologi atau layanan keuangan yang diperlukan untuk berpartisipasi dalam masyarakat tanpa uang tunai. Hal ini menyebabkan seruan untuk upaya yang lebih besar untuk mempromosikan literasi keuangan dan untuk menyediakan akses ke layanan keuangan yang terjangkau bagi semua anggota masyarakat.
Terlepas dari tantangan-tantangan tersebut, penerapan QRIS di Malaysia merupakan langkah signifikan menuju masyarakat tanpa uang tunai, dan diharapkan memberikan dampak positif bagi perekonomian negara dan masyarakat. Karena semakin banyak negara di dunia melakukan upaya serupa, kemungkinan besar gerakan menuju masyarakat tanpa uang tunai akan terus mendapatkan momentum di tahun-tahun mendatang.